"Para kontraktor Indonesia cukup kuat dibanding kontraktor di ASEAN. Cukup oke kinerjanya," kata Haryo saat dihubungi melalui sambungan telepon, Ahad, 15 Desember 2013. Kendati demikian, dia menyayangkan kontraktor Indonesia yang memiliki sertifikat konstruksi internasional berjumlah sedikit.
Haryo mengatakan, sertifikat konstruksi internasional yang bernama Mutual Recognition Agreement (MRA) adalah sertifikat terkait keahlian profesional perorangan di bidang konstruksi. Jumlah penerima sertifikat di Indonesia hanya sekitar ratusan.
"Seharusnya ribuan dan bisa jutaan, tergantung jumlah perusahaan konstruksi di suatu negara," katanya. Ia menambakan, untuk ukuran Indonesia, seharusnya ada ribuan kontraktor yang memiliki sertifikat. Dia mengatakan, untuk urusan sertifikat, kontraktor Indonesia kalah dibanding negara-negara lain.
Haryo berharap pemerintah peduli terhadap perkembangan kontraktor dan perusahaan konstruksi agar mampu bersaing dengan kontraktor dari negara lain. Dia ingin pemerintah memberikan pelatihan bagi kontraktor-kontraktor dan perusahaan konstruksi agar mampu berlomba dengan kontraktor asing pada tahun 2015 mendatang
Sumber : Tempo.co